PENELITIAN EKSPERIMEN
I. Pengertian Penelitian Eksperimen
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2). Read the rest of this entry »
Arsip Kategori: Yuli Bicara Tentang Pendidikan
PENELITIAN EKSPERIMEN SATU METODE PENELITIAN
TEKNIK ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN
Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, dan ditelah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.. setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementaramenjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu. Read the rest of this entry »
Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Data dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. Pada pembahasan teknik pengumpulan data kali ini akan lebih mengarah pada teknik pengumpulan data kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. (Amirin 2000).
Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan suatu proses penyelidikan, yang mirip dengan pekerjaan detektif (Miles, 1992). Dari sebuah penyelidikan akan dihimpun data-data utama dan sekaligus data tambahannya. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Sedangkan data tertulis, foto, dan statistik adalah data tambahan (Moleong, 2007:157). Read the rest of this entry »
Model-Model Pembelajaran
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
METODE ROLE PLAYING
- Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
- Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
- Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
- Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
- Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
- Berpikir dan bertindak kreatif.
- Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
- Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
- Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
- Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
- Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
- Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
- Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
- Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
- Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
- Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
- Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
- Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
- Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
- Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
- Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
- Membutuhkan banyak waktu dan dana.
- Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
COOPERATIVE SCRIPT
- Guru membagi siswa untuk berpasangan.
- Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
- Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
- Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
- Kesimpulan guru.
- Penutup.
- Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
- Setiap siswa mendapat peran.
- Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
- Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
- Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
PICTURE AND PICTURE
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
NUMBERED HEADS TOGETHER
Langkah-langkah:
- Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
- Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
- Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
- Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
- Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
- Kesimpulan.
- Setiap siswa menjadi siap semua.
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
- Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION)
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
METODE JIGSAW
METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
MODEL STUDENT TEAMS – ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Langkah-langkah:
- Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
- Guru menyajikan pelajaran.
- Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
- Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
- Memberi evaluasi.
- Penutup.
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.
MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES
Langkah-langkah:
- Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
- Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
- Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
- Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
- KKesimpulan.
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
MODEL LESSON STUDY
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
MODEL PEMBELAJARAN ARIAS
- Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.
- Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa.
- Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.
- Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.
Inilah Rumus Kelulusan
Ketua BSNP Djemari Mardapi mengatakan penilaian kelulusan antara UN dan hasil belajar di sekolah tidak lagi saling memveto, namun bisa saling membantu. Untuk itu, penilaian UN digabung dengan nilai dari sekolah.
Kelulusan siswa dari sekolah dengan melihat nilai gabungan rencananya dipatok minimal 5,5. Nilai gabungan merupakan perpaduan nilai UN dan nilai sekolah untuk setiap mata pelajaran UN.
Rumus yang ditawarkan pemerintah untuk nilai gabungan = (0,6 x nilai UN) + (0,4 x nilai sekolah). Nilai sekolah dihitung dari nilai rata-rata ujian sekolah dan nilai rapor semester 3-5 untuk tiap mata pelajaran UN.
Dikatakan bobot UN mesti lebih besar dari nilai sekolah untuk mengontrol hasil kelulusan. Pasalnya, dari data-data yang ada masih banyak sekolah yang me-mark up nilai siswa.
Dengan formula baru ini, rencananya akan dipatok nilai tiap mata pelajaran minimal 4,00. Integrasi nilai UN dan nilai sekolah ini diharapkan jadi pendorong untuk menganggap penting semua proses belajar sejak kelas 1 hingga kelas 3.
Sumber: tribunnews.com
7 HUKUM MENGAJAR UNTUK MENJADI GURU YANG BAIK
ohn Milthon Gregory merupakan penulis buku yang terkenal tentang Tujuh Hukum Mengajar. Inilah beberapa petunjuk yang perlu dipersiapkan oleh seorang guru yang baik.
- Persiapkan bahan pelajaran dengan mempelajarinya berulang-ulang. Jangan mengandalkan bahwa kita sudah pernah mempelajarinya karena apa yang kita ketahui dahulu pasti sebagian sudah terhapus dari ingatan kita.
- Carilah urutan yang logis dari tiap bagian dalam pelajaran yang dipersiapkan tersebut. Setiap pelajaran selalu berangkat dari pengertian-pengertian dasar yang sederhana baru ke tingkat pengertian yang tinggi. Pelajari urut-urutan yang logis dari pelajaran yang dipersiapkan tersebut sampai terwujud suatu pengertian yang dapat saudara uraikan dengan kata-kata sendiri.
- Carilah analogi atau ilustrasi untuk mempermudah penjelasan fakta-fakta dan prinsip-prinsip yang sulit dimengerti oleh siswa. Khususnya prinsip-prinsip abstrak.
- Carilah hubungan antara apa yang diajarkan dan kehidupan sehari-hari siswa. Hubungan-hubungan inilah yang akan menentukan nilai praktis penerapan dari pelajaran itu.
- Gunakan sebanyak mungkin sumber referensi berupa buku-buku atau bahan-bahan yang sesuai, tetapi pahami dahulu sebaik-baiknya sebelum menyampaikan kepada siswa.
- Harap diingat bahwa lebih baik mengerti sedikit, tetapi benar-benar mantap daripada mengetahui banyak, tetapi kurang mendalam.
- Sediakan waktu yang khusus untuk mempersiapkan tiap pelajaran sebelum berdiri di depan kelas. Dengan persiapan matang, kita akan semakin menguasai pengetahuan dan gambaran apa yang diajarkan akan semakin jelas.
Sumber: John Milthon Gregory. Tujuh Hukum Mengajar
PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM)
KONSEP DASAR PAIKEM
1. Pengertian PAIKEM
Paiken merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: Pendekatan mengjar (Approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selain itu PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan ketrampilan sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru.
2. Peralihan yang mendasari PAIKEM
PAIKEM dikembangkan berdasarkan beberapa peralihan yaitu:
- Peralihan dari belajar perorangan ( individual learning) ke belajar bersama (cooperative learning)
- Peralihan dari belajar dengan cara menghafal (rote learning) ke belajar memahami (learning of understanding)
- Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan (knowledge transmitted) ke bentuk interaktif, ketrampilan proses, dan pemecahan masalah.
- Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar
- Beralihnya bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic assesment seperti portofolio, proyek, laporan siswa, atau penampilan siswa
Dasar peralihan tersebut diatas seusai dengan PP no 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat (1) yang berbunyi:
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dielenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat, minat,dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik”
3. Karakteristik PAIKEM
- Berpusat pada siswa ( guru sebagai fasilitator, bukan penceramah)
- Belajar menyenangkan (joy full learning)
- Belajar yang berorientasi pada tercapainta kemampuan tertentu ( competency-based learning)
- Belajar secara tuntas (mastery learning)
- Belajar secara berkesinambungan (continous learning)
- Belajar sesuai dengan ke-kini-an dan ke-disini-an (contextual learning)
4. Arti Penting PAIKEM
- PAIKEM lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajran. selama ini lebih banyak pendekatan konvensional (hanya guru yang aktif / monologis), sementara para siswa pasif sehingga pelajaran menjemukan dan tidak menyenangkan.
- PAIKEM lebih memungkinkan guru dan siswa berbuat kreatif bersama. Guru mengupayakan segala cara secara kreatif untuk melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peserta didik juga didorong agar kreatif dalam berinteraksi dengan sesama teman.
PAIKEM dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang menekankan agar peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan / pengetahuan awal yg telah dimilikinya. Selain itu PAIKEM juga dilandasi dengan falsafah Pragmatisme yang beorientasi pada tercapainya tujuan secara mudah dan langsung, sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subjek aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing.
5 Hal-Hal Penting yang Harus Diperhatikan Dalam Implementasi Pendekatan PAIKEM
- Memahami sifat yang dimiliki siswa
- Memahami perkembangan kecerdasan siswa
- Mengenal siswa secara perorangan
- Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar
- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
- Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
- Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
- Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegaitan belajar
- Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental
6. Penjabaran PAIKEM
- Pembelajaran aktif
Secara harafiah aktif artinya terbiasa berbuat segala hal dengan menggunakan segala daya. Pembelajran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, moral, dan spiritual. Guru harus menciptakan seuasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun penetahuannya sendiri. dengan demikian siswa didorong untuk bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.Menurut Taslimuharrom (2008) Prose pembelajaran dikatakan aktif apabila mengandung:
- Keterletakatan pada tugas (Commitment)
- Tanggung Jawab (Responsibility)
- Motivasi (Motivation)
Alhasil guru aktif:
- Membrikan umpan balik
- mengajukan pertanyaan yang menentang
- mendiskusikan gagasan siswa
Dan siswa aktif:
- bertanya / meminta penjelasan
- mengemukakan gagasan
- mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan apabila dilakukan dengan cara yang meng-integrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru/maju ke dalam prose pembelajaran, sehingga terjadi proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri pada siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software multimedia, dan microsoft Powerpoint merupakan slah satu alternatif.
Alhasil guru Inovatif:
- menggunakan bahan / materi baru yang bermanfaat dan bermartabat
- menerapkan pelbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru
- memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatanan yang sesuai dg keadaan siswa, sekolah dan lingkungan
siswa inovatif:
- mengikuti pembelajran inovatif dengan aturan yang berlaku
- berupaya memcari bahan/materi sendiri dari sumber yang relevan
- menggunakan perangkat teknologi maju dalam proses belajar
Penggunaan TIK dalam proses pembelajaran
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah memberikan penaruh perhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajran. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan metode telepon, komputer, internet, e-mail dsb. Hubungan / interaksi guru dan siswa tidak hanya melalui tatp muka tetapi dilakukan dengan menggunakan media-media tsb.
Guru dapat memberikan layanan tanpa berhadapan langsung dengan siswa. Yang paling mutakhir adalah “cyber Teaching” atau pengajaran maya, yaiu proses pembelajran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin populer saat ini adalah e-learning yaitu suatu metode pemebelajran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Penggunaan komputer dalam pendidikan dapat menggabungkan unsur inovasi, kreativitas dan hiburan, menjadikan peserta didik memiliki rasa senang, tidak jenuh dan menerima pelajaran dengan lebih mudah.
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan kurikulum, dengan demikian ada kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam melaksanakan pembelajran di kelas termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptkan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkatan kemampuan.
Alhasil guru bertindak kreatif dalam arti:
- mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam
- membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana
siswa kreatif:
- Merancang / membuat sesuatu
- menuis / mengarang
5. Pembelajaran Efekti
Pembelajaran dikatkn efektif apabila pembelajran itu dapat mencapai sasran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui keefektifan belajar maka diakhir kegiaan selalu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud tidak sekedar tes tetapi bisa juga semacam refleksi / perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa .
Guru menjadi pengajar yang efektif:
- mengajar / mengarahkan dengn memberi contoh
- menghargai siswa dan memotivasi siswa
- memahami tujuan pembelajran
- mengajar ketrampilan memecahkan masalah
- menggunakan metode yang berfariasi
- mengembangkan pengetahuan pribadi dengan banyak membaca
- mengajarkan cara mempelajari sesuatu
- melaksnakana penilaian yang tepat dan benar
Siswa menjadi pembelajar yang efektif :
- Menguasai pengetahuan dan ketrampilan atau kompetensi yang diperlukan
- Mendapat penglaman baru yang berharga
6. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan (Joyfull learning) adalah pembelajran yang dapat dinimati siswa. siswa merasa nyaman, aman, dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengndung unsur inner motivation yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.
Ciri-ciri pembelajaran yang menyenangkan:
- adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang (stress), aman, menarik, dan membuat siswa tidak ragu melakukan sesuatu walaupun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi
- terjamin ketersediaan materi pembelajaran dan metode yang relevan
- terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan otak kanan
- adanya situasi belajar yang menantang (challenging) bagi pesert didik dan utnuk berpikir jauh kedepan dan mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari
- Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para sisiwa belajar bersama, dan ketika ada humor, dorongan, semangat, waktu istirahat, dan dujkungan enthusiast.
Guru menyenangkan, guru tidak membuat siswa:
- takut salah dan takut dihukum
- takut ditertawakan teman-teman
- takut dianggap sepele oleh guru dan teman
siswa belajar senang:
- Siswa berani bertanya
- berani mencoba / berbuat
- berani mengemukakan pendapat / gagasan
- berani mempertanyakan gagasan orang lain.
Baiklah rekan-rekan guru marilah kita ciptkan PAIKEM di kelas0kelas kita….Selamat mencoba